Power

Power
Tujuan pembuatan blog "Gogeneration" ini adalah sebagai sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan dan mencerdaskan anak bangsa, dengan mengumpulkan tutorial dan artikel yang terserak di dunia maya maupun di literature-literature yang ada. Semoga dengan hadirnya blog "Gogeneration" ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. dan saya ingin sharing tentang power plant dan substation khususnya di electrical, mechanical , automation, scada. walaupun sudah lebih dari sepuluh tahun menggeluti dunia itu tapi masih banyak hal yang harus dipelajari. dengan blog ini saya berharap bisa saling sharing, Blog ini didedikasikan kepada siapa pun yang mencintai ilmu pengetahuan
Powered By Blogger

Minggu, 29 Januari 2012

AIR SUCI” DARI PLN


“AIR SUCI” DARI PLNPDF
Wednesday, 25 May 2011 13:54
Catatan Bebas Oleh Adabuddin
   
     Pertama kali saya temukan hal “misterius” ini adalah di sekitar tahun 1982. Waktu itu saya menjabat sebagai Kepala Seksi Tegangan Rendah PLN Cabang Makassar. Kemudian saya temukan lagi kasus yang sama pada tahun 1983 ketika saya berpindah menjadi Kepala Seksi Tegangan Menengah dan Dinas Gangguan PLN Cabang Makassar. Sekian tahun kemudian saya baca di Koran bahwa ada kejadian aneh di Jl. Tamalate Makassar. Tiba-tiba saja muncul air panas di bawah rumah seseorang. Air panas ini kemudian dianggap “air suci” sehingga berbondong-bondong penduduk di sekitar situ datang membawa botol untuk meminta “air suci” pada pemilik rumah. Terakhir, baru-baru ini terjadi pemanasan lantai di rumah tetangga saya yang pada sore itu petugas PLN (outsourcing, seperti kita ini) baru saja melakukan pekerjaan jaringan TR dan SR dari tiang di depan rumahnya. Dengan pengalaman-pengalaman yang memang sudah dianalisa dan dengan bukti-bukti di lapangan di atas, saya segera memberi penjelasan atas pertanyaan seseorang yang mengalami hal yang sama yang ditulis pada Blog Forum Dunia Listrik baru-baru ini (Mei 2011)
Catatan Bebas Oleh Adabuddin


      Pertama kali saya temukan hal “misterius” ini adalah di sekitar tahun 1982. Waktu itu saya menjabat sebagai Kepala Seksi Tegangan Rendah PLN Cabang Makassar. Kemudian saya temukan lagi kasus yang sama pada tahun 1983 ketika saya berpindah menjadi Kepala Seksi Tegangan Menengah dan Dinas Gangguan PLN Cabang Makassar. Sekian tahun kemudian saya baca di Koran bahwa ada kejadian aneh di Jl. Tamalate Makassar. Tiba-tiba saja muncul air panas di bawah rumah seseorang. Air panas ini kemudian dianggap “air suci” sehingga berbondong-bondong penduduk di sekitar situ datang membawa botol untuk meminta “air suci” pada pemilik rumah. Terakhir, baru-baru ini terjadi pemanasan lantai di rumah tetangga saya yang pada sore itu petugas PLN (outsourcing, seperti kita ini) baru saja melakukan pekerjaan jaringan TR dan SR dari tiang di depan rumahnya. Dengan pengalaman-pengalaman yang memang sudah dianalisa dan dengan bukti-bukti di lapangan di atas, saya segera memberi penjelasan atas pertanyaan seseorang yang mengalami hal yang sama yang ditulis pada Blog Forum Dunia Listrik baru-baru ini (Mei 2011)
      Saya kira anda sudah bisa menebak, peristiwa yang terjadi sehingga menimbulkan “air suci”. Benar, fenomena pada kebocoran instalasi listrik sehingga menimbulkan pemanasan pada “tanah” dan kalau di tanah itu ada air maka airnya akan menjadi panas. Peristiwa tahun 1982 dan tahun 1983 terjadi pada saat hujan dan banjir, air menggenangi Gardu Batu di Jl. Khairil Anwar (1982) dan air menggenang di Jl. Bali sehingga terjadi pemanasan di air sekitar tiang listrik di situ.
Hukum Ohm.
     Nah kini, kita lagi-lagi menganalisa masalah ini dengan Ilmu Dasar Hukum Ohm. Rumus Hukum Ohm sudah kita lihat pada tulisan “Penggantian Trafo, Beban Naik?” yaitu I = V/R atau V = I . R. Kalau rumus ini kita kombinasikan dengan Rumus Daya P = V . I, dimana V nya kita ganti dengan Rumus Hukum Ohm di atas (V = I . R), maka akan kita dapatkan P = (I . R) . I atau P = I2 . R (dalam Watt). Kita berhenti sejenak dulu di sini dan kita kembali ke awal:
Beberapa arti dari Rumus ini antara lain adalah:
1. Arus I bergantung pada tegangan (sudah dibahas dalam catatan “Penggantian Trafo, Beban Naik?”)
2.  I (arus listrik) ada/timbul hanya jika ada V (tegangan)
3.  Besarnya I berbanding terbalik dengan Hambatan (Resistansi) R.
       Kita lihat nomor 2;  Misalnya V tidak ada (V = 0, atau mati lampu), maka I = 0/R = 0  (tidak ada arus), kemudian kita lihat nomor 3; jika R besar, maka I kecil dan jika R kecil, maka I besar. Mau bukti ?. Mari kita berikan angka-angka misalnya V = 200 Volt. Jika R = 5 Ohm, maka I = 200/5 = 40 Ampere. Sekarang kita perbesar R menjadi 10 Ohm, maka I = 200/10 = 20 Ampere. Bagaimana jika R diperbesar lagi, misalnya 40 Ohm?. Yah tentu saja arusnya adalah I = 200/40 = 5 Ampere.
       Dari bukti di atas ( R = 5 Ohm, arus I = 40 Amp., R = 10 Ohm, arus menjadi 20 Ampere, dan R = 40 Ohm, arus I menjadi 5 Ampere), terlihat bahwa benar, antara Arus listrik dan Hambatan R selalu berbanding terbalik.
Sekarang kita kembali kepada Rumus Daya di atas:
Dari sini kita lihat bahwa makin besar R daya P (Watt) makin besar (benarkah?)
Perlu dijelaskan di sini, bahwa yang menimbulkan efek panas (lampu, heater, sterika), adalah I2R. h, dimana h adalah waktu dalam jam. Satuan energy listrik ini adalah Watt-jam (Wh) dan PLN menjualnya dengan satuan kWh.
Analisa Kasus Air Suci
Dari gambar di atas, kita semua pasti tahu bahwa jika S dimasukkan maka peralatan pemakai yang dilayaninya akan beroperasi (misalnya kalau lampu akan menyala), dan kita tahu bahwa makin banyak peralatan yang dimasukkan, makain besar arusnya (karena R nya makin kecil; ini dpelajari pada R paralel dan R seri). Pernyataan ini sesuai Hukum Ohm khan?.
      Catatan: peralatan itu pasti mempunyai R sehingga kita lambangkan R. Misalnya tiap peralatan pada Gambar mempunyai R sama yaitu 40 Ohm. Jika hanya S1 masuk (dan karenanya R1 yang operasi), maka R = 40 Ohm dan I = 200/40 = 5 Ampere. Jika S1 dan S2 masuk, maka R nya mengecil menjadi 20 Ohm dan I menjadi 200/20 = 10 Ampere. Kalau semua S masuk, maka R =  10 Ohm dan arus I menjadi 200/10 = 20 Ampere. Tentunya MCB nya harus di atas 20 Ampere supaya tidak jatuh (tidak trip), katakana MCB besarnya 30 Ampere. Mari kita lihat kalau terjadi hubung singkat antara kawat phase ( ~ ) dan netral (N), misalnya diantara S1 dan S2.
Kalau hubung singkat ini penuh dalam pengertian Hambatannya hamper sama dengan Nol, maka arus hubung singkatnya besar sekali (ingat I = V/0 = >>>), dengan segera MCB akan jatuh/trip.
Coba kita lihat lagi kejadian kawat phase terkena ke tanah dan hubungannya ke tanah itu tidak penuh (masih ada hambatan yang cukup besar) seperti gambar di bawah ini.
Antara Tanah dan Pentanahan masih ada Hambatan (Tahanan tanah) yang cukup besar. Misalkan saja arus bocor 1 Ampere dan Tahanan/Hambatan Tanah = 200 Ohm, maka akan terjadi pemanasan pada “air suci” sebesar 12. 200 = 200 Watt (lumayan sama dengan  sterika 200 W) dan kalau pemanasan ini berlangsung 10 jam, maka akan terjadi disipasi energy sebesar 200 . 10 = 2000 Wh = 2 kWh.
Ilustrasi di atas adalah bahwa arus bocor instalasi melewati media air sehingga jadilah pemanasan pada air. Dalam hal tidak ada air, maka akan terjadi pemanasan tanah atau pemanasan lantai seperti yang terjadi pada tetangga saya.
Demikian catatan kita kali ini, semoga membantu dalam hal menganalisa kejadian sehari-hari pada pekerjaan kita. Sekali lagi Ingat, apapun yang dilakukan kalau disertai keikhlasan maka akan menjadi ringan dann indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar