MENCENG |
Ada istilah pada Operator GI atau Operator Panel Listrik PLT(D,A,U) yang mungkin orang awam tidak mengerti, yaitu MENCENG. Apa kira-kira yang dimaksud menceng?. Dalam pengertian Operator tadi, kelompok Gambar 1 di atas bukan menceng (mungkin namanya miring), tetapi pada kelompok Gambar 2 (karena ada satu yang kecil dari 3 Gambar), maka kelompok gambar ini disebut MENCENG. Kalau menceng itu adalah kata dasar, maka kalau ditambah sisipan EL, kata itu akan menjadi Melenceng. Melenceng pada pengertian kita adalah sesuatu hasil yang tidak sesuai yang diharapkan, misalnya kita melempar kucing, tetapi tidak kena maka kita katakan “lemparan saya melenceng”. Demikianlah sehingga kelompok gambar 2 akan disebut oleh Operator sebagai “menceng”, karena tidak sesuai yang diharapkan (harapannya sama besar). Apa sebenarnya itu ?. Dalam catatan bebas dengan judul Tempat Kedudukan, terlihat (saya copy lagi gambarnya) bahwa Tempat Kedudukan N berjarak sama terhadap R, S, dan T. Apabila jarak itu tidak sama, maka dikatakan bahwa TEGANGAN MENCENG, dan sering diistilahkan Titik Netral N bergeser (kalau ini sesuai istilah teorinya). Catatan Bebas Adabuddin Ada istilah pada Operator GI atau Operator Panel Listrik PLT(D,A,U) yang mungkin orang awam tidak mengerti, yaitu MENCENG. Apa kira-kira yang dimaksud menceng?. Dalam pengertian Operator tadi, kelompok Gambar 1 di atas bukan menceng (mungkin namanya miring), tetapi pada kelompok Gambar 2 (karena ada satu yang kecil dari 3 Gambar), maka kelompok gambar ini disebut MENCENG. Kalau menceng itu adalah kata dasar, maka kalau ditambah sisipan EL, kata itu akan menjadi Melenceng. Melenceng pada pengertian kita adalah sesuatu hasil yang tidak sesuai yang diharapkan, misalnya kita melempar kucing, tetapi tidak kena maka kita katakan “lemparan saya melenceng”. Demikianlah sehingga kelompok gambar 2 akan disebut oleh Operator sebagai “menceng”, karena tidak sesuai yang diharapkan (harapannya sama besar). Apa sebenarnya itu ?. Dalam catatan bebas dengan judul Tempat Kedudukan, terlihat (saya copy lagi gambarnya) bahwa Tempat Kedudukan N berjarak sama terhadap R, S, dan T. Apabila jarak itu tidak sama, maka dikatakan bahwa TEGANGAN MENCENG, dan sering diistilahkan Titik Netral N bergeser (kalau ini sesuai istilah teorinya). Kalau N digeser ke N1 (misalnya) maka dikatakan tegangan menceng, karena VR-N1 lebih kecil dari VS-N1 dan VT-N1. Kalau VR-N = VS-N = VT-N = 220 Volt, maka sekarang (VT-N1 = VS-N1) > 220 Volt dan VR-N1 < 220 Volt. Mengapa bisa begitu ? Mari kita lihat pada JTM berikut ini (lihat Gambar di bawah). Pada Gambar sebelah kiri, keadaan normal, tidak ada hubungan ke tanah. Secara gambar vektor tegangan antara phase (R, S, T) adalah sama, berarti Tempat Kedudukan ketiganya adalah merupakan sebuah segitiga sama sisi, dan N berada di tengah. Pada Gambar kanan, phase R terhubung ke tanah, maka R secara elektrik (metalic) terhubung ke N. Jika antar R dan N tidak ada Hambatan (Resistansi), maka R bersatu dengan N. Pada Gambar segitiga di atas antara R dan N1 masih ada Hambatan sehingga N bergeser hanya sampai pada N1. Pertanyaan selanjutnya adalah ; Kapan N bergeser ke R atau kapan R bergeser ke N ?. Dalam Gambar di atas, N dianggap bergeser mendekati R. Apa ada pengaruhnya pada konsumen?. Yah tentu saja ! Coba perhatikan; jika N bergeser ke R, maka tegangan Phase Netral yang sehat (tidak terhubung ke tanah) akan membesar bahkan akan sama dengan tegangan phase-phase, itu (sekali lagi) jika tidak ada Hambatan antara N dengan R. Sebaliknya jika R turun ke N, maka tegangan phase-phase (S-R dan T-R) akan mengecil sementara tegangan S -T tetap normal. Dalam keadaan ini akan terjadi arus hubung tanah yang cukup besar (barangkali bisa dibahas pada kesempatan lain). Sebelum kita meninjau dua kasus di atas (N ke R atau R ke N), perlu dahulu kita ingatkan kembali rangkaian Catatan yang pernah disampaikan sebelumnya dengan judul Hubung Tanah. Pada Distribusi Tegangan Menengah dikenal pembagian Sistem Netral menjadi 2; Tidak ditanahkan dan Ditanahkan. Kemudian untuk yang Ditanahkan terbagi lagi menjadi, ditanahkan langsung (solid, seperti Distribusinya PLN Jawa Terngah), ditanahkan lewat petterson coil (yang ini tidak dipakai di Indonesia), dan ditanahkan lewat Resistansi. Ditanahkan lewat Resistansi terbagi lagi menjadi dua, lewat Resistansi tinggi (500 Ohm, seperti Distribusinya PLN Jawa Timur) dan ditanahkan lewat Resistansi Rendah (12 Ohm untuk Kabel dan 40 Ohm untuk JUTM). Bagaimana Distribusi PLN Wilayah-wilayah Timur dimana kita bekerja? Distribusi Tegangan Menengah yang kita geluti mempunyai pentanahan netral 40 Ohm. Pentanahan Netral ini alatnya disebut NGR (Neutral Grounding Resistor). Gambarnya seperti dicopy di bawah ini, teman-teman boleh juga menanyakan kalau kebetulan ke GI. Bagi teman-teman KCA yang bertugas di GI hal ini sudah biasa dilihat, bahkan mereka biasa melakukan manuver memindahkan NGR dari titik netral Trafo 1 ke titik netral Trafo 2, tentunya dengan memasukkan dan melepas PMS (Pemisah) pada titik netral Trafo. Kasus 1 Titik Netral N bergeser ke Phase yang terganggu, dalam hal kasus ini ke titik R. Kasus seperti ini terjadi pada “ netral Tidak dditanahkan” alias ungrounded atau melayang. Kasus ini biasa kita temui di lapangan pada tegangan rendah. Apabila ada Gardu Distribusi yang pentanahan netralnya (tegangan 220/380 Volt) lepas dari tanah, maka layanan ke konsumen menjadi kacau. Ada konsumen melaporkan peralatan listriknya rusak (tentunya karena tegangan phase – netral naik, lihat Gambar segitiganya), ada juga yang melaporkan tegangan di rumahnya turun. Ini akibat dari beban yang tidak seimbang sehingga titik netral N bergeser mencari titik keseimbangan baru, bukan lagi terletak di tengah. Jadi apabila titik netral trafo tidak ditanahkan, kalau terjadi gangguan satu phase ke tanah, maka titik netralnya lari ke tanah sementara phase tersebut juga kena tanah (katakana phase R). Kali ini tegangan antara R dengan N menjadi Nol dan tegangan antara S dengan N dan T dengan N menjadi sama dengan tegangan phase-phase. Keadaan ini adalah keadaan ekstrim, Netral Tidak ditanahkan. Kasus 2 Phase R bergeser ke N. Kalau kasus 1 diambil ekstrim Tidak ditanahkan, maka Kasus 2 ini bisa terjadi pada keadaan ekstrim “titik netral ditanahkan langsung (Solid)”. Jadi jika satu phase terhubung ke tanah, maka phase tersebut bertegangan sama dengan tanah, terjadi hubung tanah dengan arus yang cukup besar. Masih ingat kan Rumus Hukum Ohm I = (V/R). Kalau dihubung langsung ke tanah berarti R menjadi Nol dan masih ingat kan hokum pembagian pada matematika, makin kecil penyebutnya makin besar hasilnya. Dalam hal di atas I = (V/0) = >>> (besar sekali, kadang juga orang menyebutnya Tak terhingga). Kasus Kita. Pada system tegangan menengah yang kita geluti ada NGR sebesar 40 Ohm, sehingga arus Hubung tanah terbesar adalah I = (V/R) = 11.500/40 = 288 Ampere (waaah cukup besar). Makanya kalau terjadi hubung tanah, maka pengaman/proteksi akan segera bekerja menyuruh melepaskan Penyulang yang terhubung ke tanah. Orang semua meyakini bahwa apabila Jaringan bersih dari pohon, bisa dikatakan bahwa pemutusan Penyulang karena Hubung tanah tidak akan terjadi. Kalau ini terjadi artinya tidak akan pernah pihak PLN mendenda kita, para pelaksana. Kapan yah hal ini bisa terjadi ? Dengan perantaraan ini saya mengajak kepada anda semua, pelaksaana lapangan untuk membulatkan tekad dan melksanakannya “MEMBERSIHKAN JARINGAN DARI POHON” |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar